Sedikit Info Seputar
Bandingkan Perilaku Ayam dan Babi, Jawaban Telak Mengapa Babi Diharamkan
Terbaru 2017
- Hay gaes kali ini team Jaringan Gamer Indonesi, kali ini akan membahas artikel dengan judul Bandingkan Perilaku Ayam dan Babi, Jawaban Telak Mengapa Babi Diharamkan, kami selaku Team Jaringan Gamer Indonesi telah mempersiapkan artikel ini untuk sobat sobat yang menyukai Jaringan Gamer Indonesi. semoga isi postingan tentang
Artikel Berita,
Artikel Islam,
Artikel Kabar,
Artikel Muslim,
Artikel Terkini, yang saya posting kali ini dapat dipahami dengan mudah serta memberi manfa'at bagi kalian semua, walaupun tidak sempurna setidaknya artikel kami memberi sedikit informasi kepada kalian semua. ok langsung simak aja sob
Judul:
Berbagi Info Seputar
Bandingkan Perilaku Ayam dan Babi, Jawaban Telak Mengapa Babi Diharamkan
Terbaru
link: Bandingkan Perilaku Ayam dan Babi, Jawaban Telak Mengapa Babi Diharamkan
Berbagi Bandingkan Perilaku Ayam dan Babi, Jawaban Telak Mengapa Babi Diharamkan Terbaru dan Terlengkap 2017
Tentunya ada yang bertanya-tanya, mengapa babi diharamkan? Bukankah semua ciptaan Allah itu baik dan ada manfaatnya? Lagipula daging babi rasanya sangat lezat, bahkan ada yang mengatakan daging babi adalah daging paling lezat. Biasanya jawabannya adalah seputar kesehatan. Babi adalah binatang kotor yang pola hidupnya juga kotor, dan hampir semua orang sudah tahu tentang hal itu.
Jawaban-jawaban tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan ketika makan daging babi tentu masih bisa membuat ragu bagi sebagian orang, terlebih dizaman modern dimana proses sterilisasi bisa dilakukan dengan mesin canggih. Hingga ada sebuah dialog yang mempertanyakan hal tersebut.
Seorang pria non muslim asal Prancis yang juga penikmat babi bertanya kepada seorang ulama:
"Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan kotoran dan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya? Ditambah lagi dimasak dengan suhu tinggi sehingga bila masih terdapat cacing pada daging babi dipastikan bisa mati.
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan orang Prancis ini, seorang ulama dari arab menjawabnya dengan meminta agar si penanya menyediakan:
3 ekor ayam terdiri dari 2 jantan dan 1 betina
3 ekor babi terdiri dari 2 jantan dan 1 betina
Lalu kemudian, 3 ekor ayam itu dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Coba tebak apa yang terjadi? Ayam jantan dan ayam jantan lainnya saling berkelahi dengan jantan memperebutkan si betina untuk dikawini, ayam jantan yang keluar sebagai pemenang berhak mengawini si betina. Hal semacam itu sering juga kita lihat di kampung-kampung yang penduduknya memelihara ayam. Sering didapati ayam jantan berusaha saling adu kekuatan untuk memperebutkan betina untuk dikawini.
Lalu sang ustadz juga meminta agar 3 ekor babi yang sudah disediakan agar dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Dan apakah yang terjadi? Kedua pejantan babi itu malah saling bantu dalam menyetubuhi 1 babi betina, kedua jantan itu saling bantu satu sama lain. Bahkan terkadang Jantan sesama jantan bersetubuh melalui anusnya. Dan yang lebih mengherankan lagi, ternyata anak babi yang sudah berumur cukup dewasa itu menyetubuhi betina yang ternyata ialah ibu kandungnya sendiri.
Dari sini ustadz itu menjelaskan bahwa meski babi dianggap steril, tetap saja kelakuannya itu yang akan membawa dampak buruk pada si pemakan.
Sang ustadz mengatakan: Karena itulah kalian pemakan daging babi sangat mudah terjangkiti penyakit seks bebas, anak dibawa orang lain tak dikenal, istri dipeluk cium orang lain tapi tidak marah, selingkuh asal suka sama suka sudah merupakan hal biasa, tak jarang diantara kalian melegalkan pernikahan sesama jenis, ini sudah seperti tingkah kaum nabi Luth yang diazab!
Sehingga bagi umat Islam, manusia sebagai makhluk paling sempurna tentu sangat merasa terhina jika harus memakan daging binatang yang kotor jasad dan prilakunya.
Dari segi ilmiah pun diperoleh kenyataan bahwa babi tetap saja tidak steril karena penyakit babi terdapat pada DNA-nya hingga sebersih apapun perawatan & kandangnya maka tetap saja penyakit babi tetap ada dan tak dapat dihilangkan. Satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa DNA babi sangat mirip sekali dengan DNA manusia. Bahkan seorang penjahat kanibal di Jerman yang tertangkap kemudian ditanya: seperti apa rasanya daging manusia? Dia menjawab: Seperti daging babi.
Hal lain yang perlu diketahui juga bahwa cacing-cacing bahkan telurnya saja tidak akan mati meski daging babi dimasak dengan suhu 100 derajat celcius. Cacing hanya akan mati jika dimasak dengan suhu yang jauh lebih tinggi, namun suhu yang terlalu tinggi akan merusak daging dan malah daging tersebutlah yang berbahaya bagi manusia meski cacing-cacingnya mati.
Dari bentuk anatomi tubuhnyapun sudah ada tanda bahwa hewan yang satu ini bukan untuk dikonsumsi. Babi tidak memiliki ruas leher sehingga membuktikan bahwa binatang ini bukan untuk disembelih seperti ikan.
Lalu buat apa babi diciptakan jika tidak untuk dimakan?
Maka jawabannya adalah: di dalam tubuh babi ada hal yang bisa kita petik pelajarannya dan kemudian kita hindari sebagaimana naluri kita selalu berkata untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari pengaruh virus flu atau bibit penyakit lainnya. Selain itu juga sebagai ujian iman bagi pemeluk agama yang mengharamkannya, apakah akan taat pada aturan tuhan atau malah melanggarnya. [*]